Bitcoin di dalam Ethereum, tBTC vs wBTC
Translated by Xavi_Hernandez
Last updated
Translated by Xavi_Hernandez
Last updated
Beberapa tahun terakhir, developer Bitcoin telah berusaha untuk mengembangkan jaringan Bitcoin sebagai sistem pembayaran. Tetapi, solusi seperti Lightning Network dan Liquid Network tidak mendapat dukungan yang kuat dari komunitas karena populernya protokol off-chain Ethereum yang menggunakan Bitcoin di dalamnya.. Ethereum memiliki kecepatan 4 kali dari jaringan Lightning atau Liquid.
Dengan kecepatan block Ethereum 15 detik tiap blocknya dibandingkan dengan Bitcoin 10 menit per block, token-token ini memungkinkan pengguna untuk melakukan transaksi yang lebih cepat dengan biaya transaksi yang lebih rendah. "Tokenized Bitcoin" juga memungkinkan pengguna untuk menggunakan Bitcoin di dalam jaringan Ethereum sebagai bentuk ekosistem baru yaitu decentralized finance (DeFi). Selain itu, dengan adanya wrapped BTC, Bitcoin juga mendapatkan keuntungan atas kegunaan yang di tawarkan oleh aplikasi DeFi tersebut dan di saat yang bersamaan juga memberikan likuiditas tambahan kedalam ekosistem Ethereum. Di mulai pada awal tahun ini, jumlah BTC yang di kunci di dalam layanan-layanan DeFi tersebut telah meningkat sebanyak 1200%.
Dengan adanya token Bitcoin berbasis Ethereum, pengguna dapat dengan mudah menggunakan BTC mereka untuk melakukan peminjaman di dalam MakerDAO, trading di dalam Uniswap atau Kyber dengan resiko yang sangat kecil, atau dapat juga mendapatkan bunga menggunakan Compound Finance. Pertumbuhan yang terjadi karena adanya DeFi telah membawa kita perubahan yang sangat besar baik itu dari segi nilai jumlah yang di gunakan dan juga marketcap. Peningkatan yang tinggi ini juga merupakan sebuah indikasi bahwa para pemilik Bitcoin berusaha untuk bergabung kedalam jaringan DeFi Ethereum tersebut.
Pada akhir tahun 2018, token Bitcoin pertama yang bernama wBTC keluar, hal tersebut menciptakan rasa keingintahuan di dalam komunitas Ethereum.
wBTC merupakan suatu rangkaian multi-institusional berbentuk token di dalam Ethereum yang dapat digunakan oleh Pedagang dan Pihak tertentu untuk di pergunakan, burn, dan pemeliharaan aset. Proposal ini di mulai oleh BitGo, Kyber Network, dan Republic Protocol dengan aset digital pertama kali yang di gunakan yaitu Bitcoin ke dalam bentuk token di jaringan Ethereum (wBTC).
Ada empat faktor utama di dalam ekosistem wBTC:
Lembaga(Custody): Lembaga profesional (seperti BitGo) atau kelompok tententu yang memiliki aset. Lembaga ini mengontrol key untuk melakukan proses minting token.
Pedagang(Merchant): Institusi atau kelompok (seperti Kyber atau Republic) yang menggunakan atau burn token tersebut. Tugas utama dari pedagang ini yaitu distribusi wBTC kepada pengguna.
Pengguna: Para pemilik token yang dapat melakukan pengiriman dan transaksi aset seperti token ERC20 lainnya di dalam ekosistem Ethereum.
Anggota DAO wBTC DAO : Individu yang memiliki wewenang untuk mengatur lembaga(custody), pedagang(merchant) dan juga penggunanya. Anggota DAO ini memiliki tanggung jawab untuk memastikan setiap perubahan contract bersamaan dengan penambahan atau pengurangan jumlah lembaganya(custodiannya).
Minting dapat diartikan dengan proses pembuatan token. Minting harus dilakukan oleh Lembaga(Custodian) itu sendiri, namun, harus dilakukan melalui campur tangan Pedagang(Merchant). Maksudnya, Pedagang(Merchant) melakukan inisiasi transaksi yang telah disetujui oleh Lembaga(Custodian) untuk melakukan minting wBTC kedalam address Pedagang(Merchant) di dalam jaringan Ethereum. Setelah proses ini dimulai, Pedagang(Merchant) akan mengirimkan BTC kepada Lembaga(Custodian). Lembaga(Custodian) membutuhkan waktu kurang lebih setidaknya 6 block confirmation di dalam jaringan Bitcoin dan setelah transaksi diterima, Lembaga(Custodian) akan membuat transaksi baru di dalam jaringan Ethereum untuk membuat wBTC baru dengan rasio 1:1.
Lalu para pengguna dapat meminta token yang telah dibuat tadi kepada Pedagang(Merchant). Namun, jika ingin Pedagang(Merchant) untuk memberikan token yang dibuat tadi kepada anda, setiap pengguna harus menyelesaikan prosedur KYC(know your customer) dan AML (anti-money laundering) mereka terlebih dahulu. Setelah selesai, pengguna dan Pedagang(Merchant) akan melakukan proses atomic swap, atau menggunakan exchange yang dapat dipercaya agar Pedagang(Merchant) mendapatkan Bitcoin yang ditukarkan tadi lalu pengguna mendapatkan wBTC yang dibuat tadi.
Keuntungan terbesar dari wBTC adalah pelopor pertama. Saat ini wBTC dapat dikatakan sebagai pemimpin dari industri ini yang mencakup kurang lebih 65% dari total keseluruhan, dengan likuiditas yang tinggi. wBTC telah mengumpulkan lebih dari 31,000 BTC atau $350 Juta (pada saat artikel ini dibuat), dan hampir seluruh DeFi mendukung peminjaman, deposit dan juga kolateral.
Sebagai tambahan, sistem wBTC dapat dibilang bisa dipercaya/terpercaya dan memungkinkan anda untuk membuat berbagai jumlah deposit dengan jumlah periode penyimpanan/penguncian yang sedikit.
Yang pertama, pengguna yang ingin melakukan proses penukaran(redeem) wBTC harus melakukan prosedur KYC / AML. Perlu diingat bahwa pengguna dapat melakukan transaksi wBTC yang berada di dalam sirkulasi tanpa harus melakukan KYC / AML.
Dan yang terakhir adalah sistem model konsorsiumnya. Pengguna harus mempercayai institusi-institusi crypto yang terkait untuk melakukan proses mint, burn dan pemeliharaan token wBTC. Meskipun tidak ada satu institusi yang memiliki kendali penuh terhadap sistem, model konsorsium ini tidak memiliki nilai yang terlalu jelas terhadap harga dari crypto tersebut dan arsitektur desentralisasinya. Jadi dapat dikatakan bahwa sistem mereka adalah semi-sentralisasi dan tidak selaras dengan tujuan utama komunitas crypto. Fakta ini juga dapat menurunkan nilai dan seluruh keuntungan dari wBTC.
tBTC menggunakan sistem desentralisasi dan trustless untuk melakukan proses tokenisasi Bitcoin yang diajukan oleh Keep Network. Tujuan dari tBTC yaitu membuat sistem yang trustless untuk menggunakan Bitcoin di dalam sistem jaringan Ethereum dan sebagai infrastruktur penting untuk kesuksesan ekosistem lainnya.
Pengguna yang ingin melakukan minting tBTC bisa dengan mudah melakukannya dengan cara melakukan proses permintaan deposit kepada smart contract tBTC di dalam jaringan Ethereum. Depositor juga harus melakukan staking sebagian dari ETH mereka, yang disebut dengan bonding, sebagai mekanisme sistem anti-spam, bonding deposit juga akan dikembalikan sesegera mungkin setelah proses deposit selesai.
Setelah pengguna melakukann proses deposit bonding, grup signing yang terpilih secara acak akan membuat wallet address publik BTC untuk pengguna. Grup signing ini dipilih berdasarkan pool yang tersedia dan setuju untuk melakukan bonding ETH mereka sebagai kolateral. Bonded ETH ini adalah sistem yang dibuat untuk menjaga dan memelihara sistem apabila terjadi hal yang tidak diingkan yang dilakukan oleh member. Perlu diingat, signer setidaknya harus melakukan bonding sebanyak 150% dari nilai deposit berbentuk ETH sebagai kolateral untuk membuat key. Mekanisme ini hampir mirip dengan sistem MakerDAO dan DAI stablecoin.
Setelah depositor mengirimkan BTC ke address deposit yang telah disediakan oleh grup signing, bukti dari deposit akan ditampilkan di dalam jaringan sebagai bentuk simple payment verification (SPV). Setelah terverifikasi, smart contract akan melakukan proses minting dengan rasio 1:1 tBTC.
Keuntungan terbesar tBTC dari wBTC adalah trustless/tidak percaya atas lembaga ataupun institusi-institusi tertentu(dilakukan secara desentralisasi). Ketimbang mempercayai dan bergantung kepada anggota sistem, tBTC lebih cenderung memfokuskannya kepada matematik dan hukum cryptography untuk mengatur sistem. Pada saat yang bersamaan, pengguna yang ingin membuat tBTC atau membeli tBTC tidak membutuhkan prosedur KYC dan AML, karena seluruh proses berdasarkan sistem trustless, desentralisasi dan anonimitas.
Kelemahan terbesar tBTC terletak pada penundaan peluncuran dari platform dApp tBTC itu sendiri. Hal ini membuat pesaing mendapatkan sebagian besar industri yang ada dan juga likuditasnya. Sangat sulit untuk menilai bagian teknikalnya, karena tBTC belum diluncurkan secara resmi, dan masih dalam tahap percobaan. Kelemahan lainnya yaitu batas pembuatan tBTC tiap transaksinya, dengan jumlah maksimum 1 tBTC. Jadi pengguna yang membutuhkan jumlah yang banyak harus melakukan beberapa transaksi terlebih dahulu, yang dapat membuat proses menjadi lebih rumit dan memakan waktu.
Diluar dari sistem arsitektur, wBTC dan tBTC memiliki beberapa kesamaan dan juga perbedaan.
Kesamaannya, kedua model ini didasari atas kolateralisasi yang berada di dalam jaringan sebagai reserve. Maksudnya, setiap wBTC atau tBTC dalam sirkulasi memiliki reserve rasio 1:1 dengan BTC di dalam wallet address yang telah disediakan. Berdasarkan hal tersebut, setiap orang dapat memverifikasi jumlah reserve dan token. Meskipun keduanya memiliki arsitektur sistem yang berbeda, keduanya wBTC dan tBTC menunjukkan sistem yang transparan dan didukung oleh aset resever.
Meskipun tBTC dan wBTC memiliki sistem yang transparan dan kolateral yang terverifikasi, setiap sistem memiliki kelemahannya masing-masing. wBTC dibangun dengan sistem semi-sentralisasi yang membuat beberapa resiko, permasalahan dan perdebatan. Pada saat yang bersamaan, mereka juga merupakan sistem yang terpopuler dan pemimpin industri untuk saat ini. tBTC masih belum diluncurkan dan masih berada pada bagian percobaan terakhir. Prinsip tBTC ialah membangun ekosistem yang terdesentralisasi dan anonim, dimana merupakan keuntungan yang sangat besar. Tim tBTC membutuhkan kerja yang extra untuk memenuhi kebutuhan yang ada dan disaat yang bersamaan bersaing dengan para pesaingnya. Selain dari itu tBTC juga telah memiliki beberapa mitra penting (Coinbase sedang mempelajari tBTC) dan yang utama adalah komunitasnya. Oleh sebab itu, tBTC dapat dengan mudah menjadi yang pertama dan melewati wBTC .
Jika anda ingin mengetahui secara detail perbedaan antara sistem tBTC dan wBTC, anda dapat melihat resource dibawah ini.
Resource